Udang adalah komoditas perikanan andalan Indonesia yang menjadi komoditas ekspor. Ada dua komoditas udang yang menjadi andalan, yakni udang windu dan udang vaname. Selain itu, saat ini udang galah juga mulai digalakkan pembudidayaannya walaupun produksinya masih kecil dibandingkan dengan komoditas udang windu dan udang vaname namun perkembangannya cukup baik dalam beberapa tahun terakhir.
Produksi perikanan budidaya komoditas udang selama lima tahun terakhir memiliki kecenderungan terus naik. Hal ini dapat lihat pada tabel di atas dimana produksi udang secara umum terus meningkat. Kenaikan rata-rata udang selama lima tahun terakhir adalah 13,83 persen pertahun.
Jika ditilik berdasarkan komoditasnya maka produksi udang vaname terus mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2014 ini produksi udang vaname masih meningkat. Sementara produksi udang windu pada tahun 2014, produksinya masih dibawah tahun sebelumnya begitu pula dengan udang lainnya.
Sejalan dengan tren produksi udang yang terus naik, volume ekspor udang selama lima tahun terakhir juga menunjukan tren yang positif. Artinya peningkatan volume produksi udang sejalan dengan peningkatan volume ekspor.
Data ekspor tahun 2014 adalah data volume ekspor udang sampai dengan september 2014 maka diperkirakan volume ekspor udang selama 2014 dapat melebihi 2013, yakni dengan menggunakan asumsi rata-rata volume ekspor tahun 2013 sebesar 13.500 ton per bulan maka diperkirakan volume ekspor udang Indonesia pada tahun 2014 ini berkisar sebesar 180 ribu ton. Hal ini menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir volume ekspor meningkat.
Peningkatan volume ekspor udang selama ini juga diikuti dengan peningkatan nilai volume ekspor Indonesia yang terus meningkat. Bahkan di tahun 2013 nilai volume ekspor udang meningkat tinggi.
Produksi udang tahun 2013 dan 2014 jika dilihat berdasarkan data triwulannya tergambar ada persamaan pola distribusi produksi seperti tergambar pada tabel berikut :
KOMODITAS | 2013 | 2014 | ||||||
Triwulan I | Triwulan II | Triwulan III | Triwulan IV | Triwulan I | Triwulan II | Triwulan III | Triwulan IV | |
UDANG | 147,586 | 140,401 | 181,943 | 169,025 | 103,417 | 132,736 | 200,575 | 155,491 |
WINDU | 29,325 | 29,096 | 70,816 | 42,345 | 24,101 | 30,178 | 45,602 | 26,714 |
VANAME | 102,343 | 87,135 | 94,058 | 106,742 | 70,687 | 90,039 | 136,057 | 114,946 |
UD LAINNYA | 15,918 | 24,170 | 17,069 | 19,938 | 8,629 | 12,519 | 18,916 | 13,831 |
Persamaannya produksi tertinggi udang pada dua tahun terakhir terjadi di triwulan III. Begitu pula untuk produksi tertinggi kedua juga sama-sama terjadi di triwulan IV. Namun ada perbedaanya yaitu pada produksi terendahnya untuk tahun 2013 terdapat di triwulan I sementara pada tahun 2014 terjadi di triwulan II.
Jika dilihat berdasarkan kenaikan pertriwulannya maka produksi ketiga dan keempat saja yang mengalami kenaikan produksi. Sementara triwulan I dan triwulan II mengalami penurunan produksi.
Berdasarkan komoditasnya, komoditas udang vaname memiliki pola yang berbeda dengan total produksi udang yakni pada tahun 2013. Produksi tertingginya terdapat pada triwulan I dan triwulan IV. Sedangkan pada tahun 2014, pola distribusi produksi sejalan dengan produksi total udang dimana produksi tertinggi terjadi di triwulan III.
Jika dilihat perbandingan pertriwulannya berdasarkan komoditasnya maka produksi udang windu mengalami penurunan hampir disetiap triwulannya kecuali pada triwulan II yang naik sedikit dibandingkan triwulan tahun sebelumnya. Sementara udang vaname berkebalikan dengan udang windu, hampir di setiap triwulannya produksi udang windu mengalami kenaikan produksi. Hanya di triwulan I saja produksi udang vaname mengalami penurunan produksi.
Produksi udang tersebar pada daerah yang memiliki pesisir pantai. Produksi udang tersebut terdapat di beberapa daerah di Indonesia. Berikut adalah 15 provinsi sentra produksi udang windu dan udang vaname, yaitu :
Produksi Udang Windu (Ton) | Produksi Udang Vaname (Ton) | |||||
Provinsi | 2 013 | 2 014 * | Provinsi | 2 013 | 2 014 * | |
Jawa Barat | 27,860 | 34,511 | Lampung | 72,051 | 78,985 | |
Sulawesi Selatan | 15,319 | 16,036 | Nusa Tenggara Barat | 56,960 | 76,808 | |
Sulawesi Tengah | 22,403 | 11,890 | Jawa Timur | 47,150 | 52,951 | |
Jawa Timur | 9,842 | 11,036 | Sumatera Selatan | 40,016 | 39,758 | |
Kalimantan Timur | 10,758 | 10,877 | Jawa Barat | 61,633 | 39,402 | |
Aceh | 5,621 | 7,241 | Jawa Tengah | 13,872 | 30,600 | |
Sulawesi Tenggara | 13,275 | 5,120 | Kalimantan Barat | 39,092 | 28,972 | |
Jawa Tengah | 33,580 | 5,079 | Sulawesi Selatan | 8,542 | 15,247 | |
Kalimantan Selatan | 4,758 | 4,853 | Sulawesi Tenggara | 18,369 | 12,802 | |
Sumatera Utara | 9,627 | 4,680 | Sumatera Utara | 19,791 | 10,728 | |
Sumatera Selatan | 5,641 | 4,631 | Gorontalo | 996 | 6,310 | |
Kalimantan Barat | 1,865 | 2,892 | Maluku | 2,065 | 4,000 | |
Sulawesi Barat | 1,898 | 2,462 | Sulawesi Barat | 1,138 | 3,915 | |
Lampung | 2,791 | 1,537 | B a l i | 2,932 | 3,104 | |
Sulawesi Utara | 390 | 1,487 | D.I. Yogyakarta | 812 | 3,000 |
Berdasarkan tabel di atas tergambar bahwa beberapa provinsi sentra produksi udang windu belum melebihi angka tahun 2013 yakni provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Lampung. Sementara untuk komoditas udang vaname beberapa provinsi yang menjadi sentra juga ada yang belum melebihi data tahun 2013 adalah provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sumatera Utara.
Untuk komoditas udang windu penurunan angka produksi terbesar adalah provinsi Jawa Tengah. Tahun 2013 provinsi Jawa Tengah memproduksi udang windu sebesar 33.580 ton sementara pada tahun 2014 ini produksinya baru mencapai 5.079 ton. Penurunan produksi yang cukup besar juga terjadi pada provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sumatera Utara.
Sementara komoditas udang vaname yang mengalami penurunan cukup besar adalah Jawa Barat dengan penurunan produksi sebanyak hampir setengahnya. Produksi udang vaname Jawa Barat pada tahun 2013 mencapai 61.633 ton sementara di tahun 2014 mencapai 39.402 ton. Selain Jawa Barat, provinsi sentra yang juga mengalami penurunan cukup besar adalah provinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Tenggara. Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013 produksinya mencapai 19.791 ton dan di tahun 2014 produksinya sebesar 10.728 ton. Sedangkan provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2013 produksi mencapai 18.369 ton dan di tahun 2014 produksinya sebesar 12.802 ton.
Menurunnya angka produksi pada sentra-sentra tersebut di atas menyebabkan turunnya produksi udang secara nasional. Apalagi beberapa daerah tersebut di atas mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan dengan tahun sebelumnnya sehingga mempengaruhi data secara nasional.
Secara nasional data produksi udang pada tahun 2014 belum melebihi data tahun 2013. Namun ini belum dapat disimpulkan bahwa produksi udang pada tahun 2014 mengalami penurunan karena data tahun 2014 masih angka sementara dan belum divalidasi baik di tingkat provinsi maupun tingkat nasional.
sumber : dpjb.kkp.go.id
sumber : dpjb.kkp.go.id