Meraup Keuntungan di Lahan Sempit Dengan Budidaya Ikan Lele

Minimalnya lahan bukanlah sebuah masalah bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha. Hal tersebut telah dibuktikan dengan suksesnya budidaya ikan lele yang dilakukan kelompok penjaga pintu air (Jawir) Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur November 2012 lalu. Para penjaga pintu air BKT ini menggunakan 3 kolam bak fiber masing-masing berukuran 3 m x 5 m x 1 m untuk memulai usaha budidaya lele.

Semula, ketiga bak fiber itu ditebar benih sebanyak 7.500 ekor. Setelah berjalan 2,5 bulan, dua dari tiga kolam bak fiber tersebut pada 14 Februari lalu sudah dipanen sebanyak 150 kg dengan harga Rp 12.000 per kg. Kemudian, pada 25 Februari lalu mereka panen lagi.
Panen lele Kelompok Jawir BKT yang kedua ini disaksikan langsung Ibu Inggrid Mutiara Sutardjo (isteri Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo). Selain melakukan panen, Ibu Inggrid berkenan menebar benih ikan lele pada unit kelompok tersebut.
Menurut Ibu Inggris, masyarakat seperti penjaga pintu air bisa dilibatkan dalam budidaya lele. Bahkan, ibu-ibu PKK pun bisa membudidaya lele untuk menambah gizi keluarga. Budidaya lele bisa dilakukan siapa saja dan hasilnya cukup menjanjikan.
Kelompok Jawir BKT merupakan salah satu kelembagaan masyarakat yang mendapatkan paket bantuan Pengembangan Model Usaha Berbasis Kelompok Masyarakat dari Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2012 lalu.
Dalam kesempatan itu, Kasubdit Wira Usaha Direktorat Usaha Budidaya Ditjen Perikanan Budidaya, Ir. Abdullah mengatakan, bantuan yang diberikan kepada kelompok masyarakat dan atau kelembagaan masyarakat yang dipilih secara selektif sebagai sarana percontohan. “Bantuan yang diberikan terhadap model usaha berbasis kelompok (kelompok khusus) berupa sarana produksi, seperti wadah, benih, pakan, dan peralatan budidaya,” katanya.
Bantuan ini bertujuan untuk menumbuhkan wirausaha serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perikanan. Tujuan kegiatan pengembangan model usaha berbasis kelompok masyarakat ada 6. Pertama, pengembangan usaha perikanan budidaya pada kelompok khusus di luar kelembagaan kelautan dan perikanan yang telah berkembang di masyarakat. Kedua, memperluas peluang berusaha dan kesempatan kerja sekaligus menciptakan kemandirian kelompok masyarakat tersebut. Ketiga, menjadi model yangdapat dicontoh oleh lembaga masyarakat lainnya untuk pengembangan usaha perikanan budidaya. Keemat, menumbuhkan wirausaha pemula yang baru. Kelima, untuk kestersediaan pangan dan gizi masyarakat. Keenam, perbaikan lingkungan.
Nah, model pengembangan usaha budidaya berbasis kelompok tersebut akan terus dikembangakna Ditjen Perikananan Budidaya pada tahun ini. Sebab, cara ini bisa memberi peluang lapangan kerja masyarakat dan menambah penghasilan masyarakat, khususnya untuk masyarakat perkotaan.
Bantuan Benih Lele
Sementara itu, Ketua Kelompok Jawir, BKT, Duren Sawit, Jaktim, Pandi mengatakan, bantuan itu sudah menunjukkan hasil. “Uang dari lele yang sudah kita panen akan kita kumpulkan dan selanjutnya akan kami gunakan untuk mengembangkan budidaya lele selanjutnya, karena kita tak selamanya hanya mengandalkan bantuan,” kata Pandi, di Jakarta, belum lama ini.
Menurutnya, pada November tahun 2012 kelompok yang dipimpinnya mendapat bantuan benih lele sebanyak 7.500 ekor dan pada tahun 2013 masih mendapat bantuan benih lele sebanyak 7.500 ekor. Pada tahap pertama, kami masih menemukan kendala karena banyak benih ikan yang mati pada tahap awal pemeliharaan. Nah, setelah pemeliharaan satu siklus akan menjadi pembelajaran bagi anggota kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam budidaya lele.
Untuk meningkatkan usahanya, kelompok ini juga mendapat bimbingan dan pembinaan teknis dari petugas Dinas Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta dan Ditjen Perikanan Budidaya KKP. Bimbingan tersebut dimaksudkan supaya usaha yang dikelola kelompok bisa berhasil dan berkembang dengan baik.
Lebih lanjut, ia mengatakan, persoalan pasar juga tak mengalami kesulitan, karena sudah ada tengkulak yang siap membeli lele produksi Kelompok Jawir, BKT, Duren Sawit dengan harga Rp 11.500 hingga Rp 12.000 per kg. Pembeli pun datang sendiri ke lokasi.
sumber : bibitikan.net
Share:

Pengunjung

ANIMAL FEED MATERIAL

KAMI BERGERAK DI BIDANG PENYEDIAAN BAHAN PAKAN TERNAK. BAGI ANDA YANG MAU ORDER KAMI SIAP SUPLAY

Transportasi