Bukan hanya pada dunia pertanian, musim kemarau yang berkepanjangan rupanya berpengaruh pula pada hasil panen usaha ikan bandeng. Karena pada musim kemarau, petambak kesulitan mencari pakan tambahan dan terjadi penyusutan pertumbuhan ikan bandeng.
Mardiyanto, salah seorang petambak, asal Kabupaten Indramayu, mengatakan, selama musim kemarau pajang, air tambak semakin menyusut. Kondisi itu berpengaruh pada hasil panen ikan bandeng yang kian menurun.
“Rata-rata petambak di lingkungan saya (kawasan pantura) bernasib sama, yakni hasil panen mereka turun. Dan oleh karena itu, ikan bandeng Indramayu semakin dicari alias permintaannya semakin meningkat,” katanya.
Di kawasannya, ada sebagian petambak yang tidak menjual ikan bandeng secara eceran. Karena biasanya, jauh-jauh hari sudah ada pesanan untuk perayaan hari besar seperti Natal dan Tahun Baru. Dan dia memperkirakan, tahun ini akan mengalami lonjakan. Artinya, sekalipun hasil panen berkurang, mereka akan tetap mendapatkan keuntungan dari harga yang naik.
“Harga ikan bandeng kini bisa mencapai Rp20 ribu per kilogram dengan kualitas baik, sebelumnya hanya dijual kisaran Rp17 ribu per kilogram, diperkirakan akan bertahan tinggi hingga pergantian tahun nanti,” ujarnya.
Dia menuturkan, hingga saat ini, pesanan ikan bandeng dari Jakarta dan Bandung terus meningkat. Biasanya, petambak Indramayu dapat pesanan sekitar 10 hingga 15 ton, kini mengalami peningkatan mencapai 20 ton.
Sementara itu, Pariyanto, petambak lain mengaku pesanan untuk kiriman Jakarta meningkat dibandingkan sebelumnya. Namun, hasilnya mulai lebih banyak saat di musim hujan, sehingga tetap saja mereka mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan.
Pariyanto menambahkan ikan bandeng asal pantura banyak diminati orang. Konsumen dari Jakarta dan Bandung, lanjutnya, mengatakan ikan bandeng pantura berbeda dengan daerah lain, yakni memiliki keunggulan daging tebal, kenyal, gurih, tidak mengandung bahan kimia karena proses tambak masih alami.
sumber : budidaya-ikan.com
