Sektor perikanan masih menjadi salah satu bisnis terbelakang di Indonesia. Masih banyak nelayan miskin hidup di sepanjang garis pantai. Kondisi ini memang sulit maju karena terbatasnya permodalan.
Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan, Sudirman Saad mengakui masih banyak masalah harus dibenahi untuk memajukan nelayan. Salah satunya adalah pandangan perbankan di mana masih takut memberikan kredit ke sektor perikanan.
"Di perbankan masih khawatir, enggak mau membiayai. Kalaupun mau, syaratnya harus ada jaminan asuransi. Sementara asuransi bisa, tapi harus ada klasifikasi dari badan klasifikasi kapal," ucap Sudirman di DPR, Senayan, Jakarta.
Sudirman mengakui badan klarifikasi kapal masih banyak lingkaran setannya. Faktor ini selalu menghambat kemajuan sektor nelayan dan perikanan. Anak buah Menteri Susi tersebut bahkan menyebut bisnis perikanan belum normal.
"Selama bisnis itu masih bergantung pemerintah sepenuhnya, termasuk modalnya, berarti bisnisnya belum normal. Bisnis normal kalau lembaga perbankan sudah berani biayai. Sistem asuransi dan klarifikasi kapal ini harus dibenahi," tegasnya.
Masalah tidak berhenti di situ, nelayan juga kesulitan mengakses perbankan karena agunan sulit dicapai. Nelayan biasanya memberi jaminan kepada perbankan berupa aset di daerah pesisir.
"Misal tanah mereka yang dijadikan rumah belum bersertifikat. Solusi yang dirintis membangun keuangan mikro, bisa sedikit ada aturannya ada relaksasi," tutupnya.
sumber : merdeka.com