Ikan sidat tergolong ikan manja, sehingga budidayanya tidak gampang. Ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni kondisi air dan pakan. Kolam penampungan ikan sidat butuh sirkulasi oksigen yang cukup. Sementara pakannya bisa diberikan pelet buatan pabrik. Pembesaran sidat butuh waktu sekitar 5 bulan.
Peluang budidaya ikan sidat sangat menjanjikan. Selain harga tinggi, permintaan ekspor terus meningkat. Sayangnya, budidaya ikan sidat di Indonesia masih serampangan sehingga hasilnya banyak yang belum memenuhi kualitas ekspor.
Herry, pemilik PT Sidat Indonesia mengatakan, seharusnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menaruh perhatian serius terhadap pengembangan budidaya ikan sidat.
Bukan saja karena prospeknya cerah, budidaya sidat juga perlu didorong karena ikan ini bisa terancam punah bila tidak dilestarikan. "Maka itu, harusnya dibikin standar operasional dari kementerian tentang cara budidaya ikan sidat yang baik. Standar itu penting biar hasil panennya memenuhi kualitas ekspor," kata Herry.
Menurut Herry, pedoman budidaya ini penting karena mengembangkan ikan sidat itu tidak gampang. Menurutnya, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam budidaya sidat. Yakni, kondisi air dan pakan.
Ikan sidat biasa hidup di air asin atau air laut. Nah, begitu dipindahkan ke air tawar butuh penyesuaian. "Dan yang terpenting, butuh sirkulasi oksigen yang cukup," jelasnya.
Selama di laut, ikan sidat mengonsumsi plankton dan biota laut lainnya. Sedangkan saat dibudidayakan, ikan sidat diberi pakan buatan pabrik. Tentu butuh penyesuaian juga dalam pemberian pakan buatan ini.
Pelaku usaha lainnya ada Tommy Rahmat asal Solo, Jawa Tengah mengakui, budidaya ikan sidat lebih sulit dibandingkan mengembangkan sidat di alam bebas.
Pasalnya, ikan sidat biasa hidup di dalam air yang mengalir seperti di sungai. "Nah, kalau di plasma-plasma memang harus ekstra sabar apalagi saat tahun pertama budidaya," ujarnya.
Menurutnya, yang penting diperhatikan selain pakan adalah soal air. Ikan sidat termasuk ikan manja yang betah di air dingin. Makanya, Tommy membuat plasma-plasma yang kondisinya seperti di sungai.
Katanya, 1 meter plasma diisi 10 ekor. Plasma milik Tommy berukuran 12 meter persegi dengan kapasitas tampung 100 ekor dan diberi pakan tiga kali sehari.
Pakannya berupa pelet ikan sidat dengan kadar protein 45%. Biasanya ia butuh 30 kg pelet dengan harga Rp 18.000 per kg.
Bibit bisa didapat dari agen seharga Rp 350.000 per kg dengan isi 30 ekor-40 ekor (30 gram/ekor). Bibit butuh tahap pengenalan supaya bisa beradaptasi dengan kolam dan bisa mengonsumsi pakan buatan.
Waktu yang dibutuhkan dalam budidaya ikan sidat sampai siap konsumsi sekitar 5 bulan, tergantung ukuran benih yang ditabur. Misalnya ukuran 200 gram, untuk bisa menghasilkan panen sidat ukuran 500 gram memerlukan waktu sekitar 5 bulan.
(Selesai)
sumber : kontan.co.id