Pemkab Semarang melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Semarang berencana akan mengembangkan sistem strategi premium, langkah tersebut merupakan jawaban atas tantangan keterbatasan sumber daya alam (SDA), serta menghindari terjadinya tabrakan kepentingan subsektor.
“Meski sistem peternakan strategi premium membutuhkan orang-orang cerdas dan padat modal, namun nantinya nilai ekonomi yang dihasilkan lebih menjanjikan daripada peternakan biasa,” kata Kepala Disnakan Kabupaten Semarang, Anang Dwinanta kepada wartawan.
Dijelaskan, saat ini pihaknya tengah konsentrasi pada ternak katak, ikan hias, dan belut bertelinga atau sidat untuk dikembangkan melalui sistem strategi premium.
“Katak, ikan hias, bisa dikembangkan oleh peternak di lingkungan rumah tinggal. Sehingga dalam pengembangannya tidak akan bertabrakan dengan pertanian dalam hal ini tanaman padi. Artinya, dengan lahan yang ada di sekitar pekarangan rumah sistem strategi premium bisa berjalan,” jelasnya.
Sedangkan untuk sidat, lanjut Anang, saat ini pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan investor dari Jepang, PT Sigerland Unagi Jaya untuk mengembangkan budi daya sidat di wilayah Kabupaten Semarang. Untuk pengembangannya, Disnakan akan memanfaatkan sarana milik Pemkab Semarang, diantaranya Balai Pembibitan Ikan (BBI). Terlepas dari itu, ternak sidat dapat dikembangkan ke seluruh wilayah Kabupaten Semarang.
“Potensi keuntungan budi daya sidat sangat menjanjikan. Dengan harga bibit Rp 35.000/kilo dan pemeliharaan hingga panen sekitar delapan bulan harga sidat akan menjadi Rp 200.000/kilo isi tiga ekor. Saat ini baru wilayah Polosiri, Bawen yang sudah mengajukan sebagai wilayah penggembangan budi daya sidat,” pungkas Anang.
sumber : budidaya-ikan.com