Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Budidaya menargetkan peningkatan rumput laut sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun ini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggandeng beberapa asosiasi untuk merevitalisasi Keramba Jaring Apung (KJA).
Direktur Jenderal Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, mengatakan asosiasi yang mereka gandeng yakni Himpunan Pembudidaya Ikan Laut Indonesia (Hipilindo) dan Himpunan Keramba Jaring Apung Indonesia (Hiperindo). Selain itu, pihaknya juga melanjutkan kerja sama dengan SEAMEO Biotrop sebagai lembaga peneliti yang sebelumnya sudah bekerjasama sejak 6 tahun lalu.
"Terima kasih kerja samanya karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Biotrop kita sudah kerja sama beberapa tahun lalu dalam menyiapkan kultur jaringan rumput laut," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta.
Melalui KJA, kata Slamet, produktivitas rumput laut akan mencapai 40 ton sampai 48 ton per hektar. Jumlah tersebut meningkat sangat signifikan dibanding melakukan budidaya rumput laut menggunakan sistem konvensional yang hanya mencapai 4 ton per hektar.
Slamet menambahkan, KJA tersebut juga dapat digunakan untuk budidaya kerapu dan ikan kakap. Hal ini juga akan meningkatkan produksi ikan tersebut.
Sekedar informasi, KKP sendiri pada tahun ini menargetkan produksi rumput laut mencapai 11,1 juta ton atau sama seperti tahun 2015. KKP juga telah menganggarkan Rp 300 miliar untuk budidaya rumput laut. Anggaran ini mencakup pengembangan bibit unggul rumput laut, sarana budidaya, dan pengawalan teknologi budidaya rumput laut.
Selain itu, KKP juga membangun 3 laboratorium rumput laut KJA yang berlokasi di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, dan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar.
sumber : merdeka.com