Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pengolahan bungkil kelapa sawit menjadi pakan ikan. Ini untuk mengurangi ketergantungan konsumsi pakan ikan pabrikan.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menjelaskan, bungkil kelapa sawit memiliki potensi untuk ditingkatkan nilai tambahnya. Meskipun dianggap sebagai limbah lantaran sudah tak terpakai oleh industri pengolahan kelapa sawit.
"Kami hanya minta 10 persen dari limbah pabrik sawit. Kalau dulu maggot (ulat kelapa sawit), sekarang sudah dikembangkan bungkilnya saja, jadi tak perlu repot harus buat maggotnya," ujarnya,Jakarta.
Program ini sudah ditopang dengan regulasi bagi pengelola industri kelapa sawit agar menyisihkan setidaknya 10 persen dari limbah tandan sawit untuk dimanfaatkan petambak ikan sebagai pakan.
"Kami sudah surati ke bupati dan gubernur minta tolong perusahaan sisihkan 10 persen limbahnya. Hitung-hitung corporate social responsibility," jelasnya.
Lebih lanjut Slamet memaparkan, program pakan ikan dari ulat kelapa sawit sudah tidak dilanjutkan lantaran protein yang dihasilkan bungkil sawit sudah besar.
"Kalau pakai bungkil sawit saja sudah bisa hasilkan protein sekitar 42 persen. Kalau dulu pakai maggot sekarang bungkilnya saja. Dulu yang maggot berhenti, karena kebutuhan limbahnya besar akhirnya malah membuat harga bungkil sawit jadi mahal," tuturnya.
Menurut Slamet, sudah ada empat provinsi yang ditetapkan sebagai daerah uji coba program tersebut. Yakni Riau, Jambi, Sumatera Utara dan Kalimantan Barat.
sumber : merdeka.com