Kebutuhan konsumsi ikan lele di Tanjungpinang yang mencapai 1 sampai 1,5 ton per hari saat ini sudah bisa dicukupi oleh pembudidaya lele di Tanjungpinang.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, Kehutanan, dan Energi (DKPPKE) Tanjungpinang, Irianto, menjelaskan, peternak lele di Tanjungpinang, selain sudah mampu memenuhi permintaan pasar lokal, kini juga sudah bisa menjual bibit lele ke beberapa daerah di Kepri. Semua ini merupakan hasil binaan pemerintah melalui kelompok usaha bersama (KUBE).
“Ada enam KUBE kita yang membudidayakan khusus bibit lele jenis Sangkuriang. Peternak lele di Tanjungpinang tidak lagi kesulitan mencari bibit lele,” kata Irianto kepada Tanjungpinang Pos, Jumat kemarin.
Kata Irianto, enam KUBE yang memproduksi bibit lele, bisa menghasilkan puluhan ribu bibit lele dan siap dijual untuk masyarakat umum. Enam KUBE ini, juga melakukan budidaya lele, selain bibit lele.
“Dua tahun terakhir ini kita sangat kesulitan mencari bibit lele jenis Sangkuriang. Tapi sekarang malah mampu memproduksi bibit jenis lele Sangkuriang,” tegasnya.
Irianto juga minta kepada masyarakat terutama yang ingin membuka usaha ternak lele, agar jangan malas dan harus kreatif. Beternak lele, sangat mudah dan semua pakan cukup banyak di Tanjungpinang. Masih banyak masyarakat yang tidak memahami, pakan untuk lele selama ini menjadi kendala, karena harganya cukup tinggi di pasaran. Tapi ada pakan yang murah dan berada di tengah-tengah kita.
Pakan murah yang dimaksut adalah tulang dan kepala ikan lele yang dimakan masyarakat sepanjang malam di warung-warung pecel lele dan rumah makan yang menjual lele, dikumpulkan lalu dijemur. Setelah dijemur, tulang dan kepala tersebut digiling sampai halus jadi tepung.
“Tepung ini sumber protein bagi pakan ikan,” jelasnya.
Adapun nasi sisa yang tidak dimakan pembeli, bisa dijemur menjadi nasi aking. Lalu, nasi aking tersebut digiling sampai halus menjadi tepung.
”Tepung ini menjadi sumber karbohidrat bagi pakan ikan,” terangnya lagi.
Untuk itu, dirinya mengimbau agar masyarakat Tanjungpinang giat membaca peluang dan memutar otak mencari peluang bisnis.
“Jangan katakan tidak bisa sebelum melaksanakan, tapi kerjakan dulu lalu bepikir, banyak pengganti makanan pakan yang kondisi sekarang cukup mahal,” terangnya.
sumber : budidaya-ikan.com