Kini pembudidaya ikan diperbolehkan menabur benih ikankarena sudah musim penghujan. Beberapa waktu lalu, petani ikan dilarang menebarkan ikan karena dalam masa pancaroba, peralihan musim dari kemarau ke musim hujan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumsel Sri Dewi Titisari mengatakan, saat terjadi pancaroba,kesehatan ikan sangat rentan terganggu. Hal tersebut akan memengaruhi hasil panen para petani ikan.
“Saat ini pancaroba berakhir dan sudah musim hujan, kondisinya sudah aman dan petani dapat melakukan tebar benih ikan. Tidak perlu khawatir lagi dengan kematian ikan yang disebabkan penyakit,” ujar Sri di kantor gubernur kemarin. Kendati begitu, dia mengatakan, para petani ikan harus tetap waspada dengan gangguan lainnya, seperti meningkatnya debit air yang disebabkan curah hujan tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan ikan milik petani di kolam hanyut terbawa air.
“Kewaspadaan para petani lebih tepat diarahkan pada tingginya curah hujan yang berpotensi untuk memberikan kerugian kepada petani. Karena tingginya curah hujan dapat mengakibatkan debit air juga tinggi sehingga rawan membuat ikan milik petani lepas,” kata dia. Disinggung mengenai produksi ikan di Sumsel, dia menjelaskan, pada 2012 Sumsel mengalami peningkatan produksi ikan sebesar 30% dari tahun sebelumnya (2011). Di mana, produksi ikan paling dominan yakni ikan patin.
“Tahun lalu Sumsel memproduksi ikan sebesar 291.375 ton.Nah,pada tahun ini kami optimistis produksi ikan akan meningkat 30% dari tahun sebelumnya.Khusus ikan patin, dari seluruh produksi ikan patin di Indonesia, 52% di antaranya dihasilkan dari Provinsi Sumsel,”tutur dia. Sementara itu, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumsel Ahmad Fuad mengatakan, kendati pihaknya optimistis target produksi ikan meningkat, terdapat kendala dalam mencapai target tersebut, yakni masih banyaknya masyarakat di Sumsel yang belum mempercayai bibit yang diproduksi oleh peternak bibit ikan lokal.
“Ya, hampir 40% bibit ikan di Sumsel dipasok dari luar Sumsel, khususnya dari balai pembibitan di Jawa Barat.Ini disebabkan masyarakat tidak percaya dengan bibit yang dihasilkan para peternak bibit ikan lokal.Padahal,kualitasnya sebenarnya sama, bahkan ada juga yang lebih baik,”ujar dia.
Guna mengantisipasi hal tersebut, kata Fuad, pihaknya telah menerapkan pengawasan dan memberikan sertifikat kepada para peternak yang telah ahli dan memiliki kualitas baik dalam menghasilkan bibit ikan. “Untuk menarik minta masyarakat dalam menernakkan ikan, kami berikan sertifikat kepada para peternak bibit ikan,” pungkas dia.
sumber : budidaya-ikan.com