Selama musim kemarau tahun ini tingkat mortalitas benih ikan di Balai Budidaya Ikan Air Tawar Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pertanian (Diskopindagtan) Kota Cimahi mencapai 30% dari 21 kolam benih ikan.
Kordinator Lapangan Balai Budidaya Ikan Air Tawar Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pertanian (Diskopindagtan) Kota Cimahi Yusman Sutarman mengatakan kematian benih ikan sepenuhnya ditentukan faktor cuaca kemarau karena berdampak pada fluktuasi suhu.
“Namun faktor cuaca ini tidak terlalu berdampak buruk. Jumlah ikan yang mati masih tergolong wajar dan normal,” kata Yusman kepada wartawan, baru-baru ini.
Menurutnya, selama musim kemarau ini suhu udara pada pagi hari terasa dingin, siang terasa panas dan sore kembali panas. Untuk itu, pihaknya mengatasinya dengan menyediakan water heater agar suhu air stabil.
Selain itu, musim kemarau berdampak pada ketersediaan air. Sungai yang menjadi sumber utama pengairan Balai Budidaya Ikan mengalami penyurutan, sehingga volume air di Balai Budidaya Ikan pun turut surut.
“Dari total 21 kolam yang ada, memang beberapa kolam sengaja dikeringkan. Selain karena sumber air yang sedikit, juga dikarenakan ikan-ikan yang ada di kolam kering itu baru dipindahkan. Dalam proses pemindahan tersebut kolamnya dikeringkan dahulu,”ucapnya.
Disebutkannya, benih-benih ikan yang diproduksinya selanjutnya disalurkan kepada petani ikan yang berdomisili di Kota Cimahi.
Saat ini, terdapat 16 kelompok petani ikan yang dibina oleh Balai Budidaya Ikan Diskopindagtan Kota Cimahi. Dalam setiap bulannya, kelompok-kelompok petani ikan tersebut diberi pelatihan dan pembinaan.
Balai Budidaya Ikan memberikan pelatihan-pelatihan terkait teknis budidaya ikan. Diantaranya yaitu mengenai kualitas air, teknik budidaya dan pakan.
sumber : budidaya-ikan.com