Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menegaskan sebagai negara maritim, Indonesia dinilai belum mampu mendayagunakan sumber daya laut secara optimal.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan Yugi Prayanto mengatakan bahwa nilai potensi yang hilang bisa mencapai Rp 10 triliun sampai 20 triliun per tahun.
"Indonesia harus lebih memanfaatkan potensi yang ada, jangan biarkan nilai potensinya hilang begitu saja," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com di Jakarta.
Apabila pemerintah serius menggarap sektor perikanan dan kelautan, Indonesia bisa menjadi produsen nomor satu di dunia. Dibandingkan China yang memiliki luas perairan lebih kecil, terapi menjadi produsen terbesar di dunia. Sementara Indonesia hanya mampu berada di posisi ke tujuh dunia.
Dilihat dari sisi business dan ekonomi, kontribusi industri perikanan Indonesia masih kecil. Pada tahun 2011 ekspor ikan Indonesia baru mencapai USD 3,34 miliar dengan luas perairan 5,88 juta kilo meter persegi. Angka ekspor dalam tahun 2012 diperkirakan naik menjadi sekitar USD 5 miliar dengan produksi 12 juta ton.
Sektor kelautan, sampai saat ini, masih belum mendapat perhatian dari para investor. Dengan masih besarnya pangsa investasi di darat, maka diperlukan upaya keras untuk menarik para investor terjun ke investasi maritim.
"Kita perlu mengembangkan sumber daya kelautan melalui investasi yang bersifat terpadu. Ini dikarenakan permasalahan perikanan mempunyai spektrum yang luas," katanya.
Dia menegaskan industri perikanan menghadapi permasalahan investasi dalam hal kemampuan penangkapan, penyimpanan dan pengawetan, pengemasan, pengangkutan sampai pada pemasaran.
Untuk memperbaiki keadaan dan meningkatkan efektivitas, pemerintah harus lebih memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang ada di lapangan terutama bagi nelayan, misalnya dengan pengadaan cold storage dan Depo BBM di sekitar wilayah nelayan untuk menghindari kelangkaan.
"Pemerintah juga harus terus melakukan upaya-upaya dalam peningkatan nilai tambah produk kelautan dan perikanan, termasuk serius menyediakan infrastruktur yang dapat menarik investasi," katanya.
sumber : merdeka.com