Menteri Perikanan Norwegia, Elisabeth Aspaker datang ke Indonesia untuk melihat proses pengelolaan ikan khususnya ikan tuna. Harapannya, kedua negara dapat saling bekerjasama dan meningkatkan nilai ekspor ke masing-masing negara.
Direktur Jendral Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, Narmoko Prasmadji mengatakan selama ini neraca perdagangan Indonesia dan Norwegia di sektor perikanan belum seimbang. Bahkan, nilai ekspor ikan Indonesia masih jauh lebih kecil dibandingkan impor yang didatangkan dari Norwegia.
"Kita memang masih banyak mengimpor Salmon dari mereka," ujarnya di Muara Baru, Jakarta.
Adanya ketimpangan neraca perdagangan tersebut menjadi kendala faktor besarnya impor Salmon dari Norwegia. Maklum saja, Norwegia merupakan salah satu anggota Uni Eropa dan penghasil salmon terbaik di dunia.
"Sekarang kita impor salmon untuk konsumsi terbatas, resto, hotel, kita juga produksi ulang dia (salmon) sebagai bahan baku untuk kita produksi ulang. Jadi kita impor dari mereka (Norwegia) kita olah lalu kita kirim lagi ke pasar luar," jelas dia.
Sebagai informasi, Badan Sumber Daya Pangan Laut Norwegia (Norwegian Seafood Council atau NSC) mencatat nilai ekspor ikan salmon Norwegia ke Indonesia naik dari USD 8,11 juta tahun 2011 menjadi USD 9,82 juta pada 2012.
Menteri Perikanan Norwegia Elisabeth Aspaker menyebutkan ekspor salmon ke Indonesia setiap tahunnya mencapai USD 18 juta.
sumber : merdeka.com