Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, serius untuk mengembangkan rumah ikan (fish home). Hal ini ditandai dengan ditebarnya (restocking) 12.000 benih ikan kerapu macan.
Penebaran benih ikan Kerapu Macan, yang bernama latin E. fuscoguttatus tersebut, pada dua kawasan fish home, yakni di Desa Lero, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala dan Desa Marantale, Kabupaten Parimo.
Penebaran dilakukan sekitar pukul 17.45 sore kemarin. Benih yang berasal dari Balai Budidaya Perikanan Laut Situbondo tersebut, ditebar sendiri oleh masyarakat setempat, dengan disaksikan aparat desa. Saat restocking di Desa Lero, bukan hanya masyarakat Lero yang hadir, tapi turut hadir warga desa yang berada di sekitar wilayah Lero.
Sebelum dilakukan penebaran benih Kerapu Macan di lokasi fish home, dilaksanakan seremoni penyerahan bibit. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, DR IR Hasanuddin Atjo MP, diwakili dua Kepala Seksinya, masing-masing Kasi Sarana dan Prasarana Tangkap, DKP Sulteng Yunber Bamba Api MSi, dan Kasi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan Bidang Perikanan Tangkap, Iffat SPi MT.
Kedua pejabat DKP Sulteng tersebut, menyerahkan bibit kerapu, kepada Kepala Desa Lero, Armas M Amin yang didampingi Kepala Seksi Penangkapan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Donggala, Slamet SPi.
Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng, DR Ir Hasanuddin Atjo MP, yang dihubungi sebelumnya, mengatakan bahwa integrasi fish home dan sea rancing dapat meningkatkan pendapatan nelayan setempat.
“Paling tidak, nelayan tidak perlu lagi jauh-jauh menangkap, sehingga keuntungan akan lebih banyak,” ungkapnya.
Olehnya, kata Hasanuddin Atjo, DKP Sulteng, serius terhadap pengembangan rumah ikan di wilayah pesisir, termasuk melakukan perubahan pola pikir pada masyarakat, agar dapat melakukan pengelolaan dengan baik.
Restocking yang dilakukan DKP Sulteng, merupakan salah satu usahadalam rangka menambah stok ikan. Seperti halnya restocking yang dilaksanakan seperti di Perairan Umum Daratan (PUD), seperti waduk, danau dan sungai, penebaran benih ikan di laut, tujuannya juga dalam rangka untuk menggenjot tingkat produktivitas ikan.
Kerapu macan, cukup baik untuk ditebar, karena ikan jenis tersebut, merupakan ikan yang tidak suka melanglang buana atau bepergian dalam jarak yang terlalu jauh. Menurut Hasanuddin Atjo, daya jelajah Kerapu Macan, hanya sekitar 1 kilometer.
Ikan kerapu pada umumnya mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan mempunyai pasar yang baik bahkan pernah mencapai angka peningkatan ekspor sebesar 350 persen pada tahun 1987, yaitu dari 19 ton menjadi 57 ton pada tahun 1988 (Deptan, 1990).
Salah satu jenis ikan kerapu yang mempunyai nilai ekonomis penting yaitu ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus).
Menurut Hasanuddin Atjo, bahwa kerapu macan merupakan jenis ikan demersal yang menyukai hidup di daerah perairan karang, di antara celah-celah karang atau di dalam gua di dasar perairan. Ikan karnivor yang tergolong kurang aktif ini relatif mudah dibudidayakan, karena mempunyai adaptasi yang cukup tinggi.
“Di pasaran internasional terutama di negara Asia termasuk Asean (Jepang, Singapura, Hongkong, Cina bagian Selatan dan Taiwan) harga ikan kerapu akan lebih tinggi bila dijual masih dalam keadaan hidup. Sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan ekspor maupun konsumsi dalam negeri, sebagian besar masih didominasi oleh hasil tangkapan.
Adanya permintaan yang cukup tinggi dan tidak dapat dipenuhi dengan penangkapan dari alam, maka petani di beberapa daerah perairan Indonesia mulai memelihara dalam keramba jaring apung dan tambak payau atau di laut,” pungkasnya.
sumber : budidaya-ikan.com