Geliat bisnis ikan hias di Kasel dinilai masih tertinggal dibanding daerah lain. Berbagai kendala dihadapi unit usaha, seperti krisis listrik dan kualitas air bersih. Ketua Asosiasi Ikan Hias Kalsel Ismayudi mengatakan, kedua faktor ini membuat jenis ikan yang bisa dikembangbiakan terbatas.
Kebanyakan unit usaha yang ada di Kalsel mengandalkan ikan cupang hias yang daya tahan tubuhnya lebih kuat. Tanpa aerator (penghasil gelembung udara), ikan masih bisa bertahan. “Di Kalsel kan listrik sering mati, UKM (Usaha Kecil Menengah, red) yang tidak mampu beli genset harus cari alternatif ikan yang daya tahan tubuh kuat, tanpa aerator pun bisa hidup,” ujarnya.
Di samping itu, popularitas ikan cupang hias sudah mendunia. Untuk mendorong minat masyarakat terhadap ikan hias serta meningkatkan kualitas hasil budidaya, salah satu upaya yang kini digencarkan asosiasi adalah menyelenggarakan kontes-kontes ikan hias. Hal ini menurutnya penting agar harga ikan di pasaran bagus.
“Kalau anakan biasa cuma Rp5 ribu-Rp15 ribu per ekor. Tapi yang sudah kualitas kontes bisa Rp50 ribu-Rp200 ribuan pe rekor,” katanya. Ada sekitar 40-50 unit usaha yang terdaftar di Asosiasi Ikan Hias Kalsel. Sebagian membiakan sendiri atau sebagai peternak (breeder), sebagian lagi mendatangkan ikan yang sudah besar dari Pulau Jawa.
Sejauh ini penjualan masih lokal dan luar daerah, khususnya Kalimantan Timur. Untuk jangka panjang, asosiasi menargetkan pengembangan ekspor. “Untuk volume produksi kami saat ini belum bisa pastikan. Yang jelas kami terus organisir kawan-kawan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari budidaya mereka,” ucapnya.
Ditambahkan Heri (29), salah satu breeder ikan cupang hias di Banjarmasin, air leding yang mengandung bahan kimia juga menjadi masalah. Tapi tiap peternak punya metode sendiri-sendiri dalam menyiasatinya. “Didiamkan beberapa hari begitu saja ikan bisa sakit karena ada obat kimianya. Kalau saya pakai daun ketapang, fungsinya menetralkan air dan mengatur suhu,” tuturnya.
Disinggung prospek bisnis ikan hias di Banjarmasin, khususnya ikan cupang hias, menurutnya lumayan bagus. Dalam tiga bulan, 20 ekor ikan cupang hias yang diternakan bisa menghasilkan anakan hingga 10 ribu ekor. Harga jual bervariasi antara Rp2 ribu hingga Rp3 ribu perekor, omzetnya tinggal dikalikan saja. “Itu pasti habis, khususnya jenis Serit dan Halfmoon, pemasarannya lebih cepat,” imbuhnya.
sumber : budidaya-ikan.com