Usaha budidaya kerang hijau saat ini menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan di wilayah pesisir laut. Bahkan, uang yang dihasilkan dari usaha ini terkadang lebih besar dibanding menangkap ikan ke tengah laut.
Modal untuk memulai usaha ini juga terbilang minim, cukup dengan hanya beberapa ruas bambu dan bibit kerang.
Salah satu petani tambak kerang hijau di Kelurahan Dadap Kecamatan Kosambi Tangerang Banten, Mustafa terlihat sangat ahli mengolah bambu jadi tambak. Pria 50 tahun ini sudah terampil melubangi bambu dan membuat lubang-lubang seperti sarang tawon. Bambu yang dibuat simetris membuat air laut dapat masuk.
Mustafa adalah salah satu dari banyak petani tambak kerang hijau di Kelurahan Dadap. Menurutnya, menjadi petani tambak kerang hijau lebih menguntungkan daripada melaut.
"Menjadi menambak sudah lama sekitar lima tahun, lebih untung dari pada mencari ikan," ujar pria asal Makassar ini kepada merdeka.com.
"Kalau kita menangkap ikan engga bisa di ukur (pendapatannya), bisa banyak bisa sedikit. Kalau kerang bisa diukur dan ada kepastian," sambungnya.
Pada awalnya, Mustafa mengaku tidak berniat untuk menjadi petani tambak kerang hijau. Tidak adanya perahu pribadi menjadi kendala utama yang di hadapinya. Saat itupun dia dalam keadaan duka karena anaknya dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa. Dia hanya tinggal bersama istrinya.
"Dia (Mustafa) tidak punya perahu sendiri," ujar keponakan Mustafa yang membantu mengelola tambak, Ali.
Seperti petani tambak lainnya, Mustafa tidak bekerja sendiri. Dia dibantu lima orang rekannya termasuk Ali.
Dia mengurus segala keperluan tambak. Dari penanaman bibit tambak, perakitan bangunan tambak dan merenovasi bangunan tambak seperti yang sedang dia.
Menurut Mustafa, menjadi petani tambak kerang sangat tergantung pada tengkulak. Sosok tengkulak dibutuhkan untuk menjual kerang hijau yang masih segar. Jika tidak ada tengkulak, maka kerang yang didapat akan sulit dijual ke pasar karena membutuhkan waktu yang cukup lama.
Kerang hijau hanya bertahan semalam setelah di panen, maka harus dengan sigap Mustafa menjual hasil tangkapannya itu atau dia tidak akan mendapatkan uang karena tengkulak hanya menerima kerang yang masih tertutup.
"Sekarang lebih untung jual ke tengkulak. Sangat berisiko kalau jual sendiri karena kerangnya sudah terbuka," jelas Mustafa. Namun, dalam penjualan dia juga perlu tahu range harga yang berlaku saat ini.
Meski di pinggir laut, bangunan yang dibuat Mustafa dan rekanya tetap kokoh berdiri melawan arus yang bergulung. Bangunan menyerupai rumah itu dibuat hampir 100 titik dengan ukuran 15 x 8 meter.
Februari adalah bulan di mana petani tambak menyemai bibit kerang hijau di tambak mereka. Hingga lima bulan ke depan mereka baru bisa mendapatkan hasil kerang yang optimal. Kesabaran besar diperlukan dalam menunggu dan merawat tambak sampai bulan Juni.
"Tangkapan kerang kalau bulan Juni bisa sampai Rp 5 juta, tapi kalau bulan lainnya cuma Rp 2 hingga Rp 3 juta karena hanya sisa- sisa panen," ujar Mustafa.
Kerang (termasuk kerang hijau) sendiri adalah salah satu hasil laut yang banyak ditemukan di pasaran. Menurut para ahli gizi, kerang merupakan makanan bernutrisi tinggi yakni mengandung protein tinggi asam amino serta asam lemak omega 3 yang baik untuk kesehatan jantung.
Sehingga banyak permintaan yang harus dipenuhi datang dari rumah makan maupun restoran seafood.
sumber : merdeka.com