Albumin Sari Ikan Gabus Cair Rasa Buah

Ketika industri olahan ikan banyak berkutat pada usaha pengawetan dan pengemasan ikan untuk dijual kembali, usaha rumahan Slamet Pudjianto justru membuat olahan ikan ‘bernilai lebih’. Lewat riset dan alat sederhana, produksi albumin berlabel Saikanku sudah berlangsung rutin.
Meski berupa industri kecil, Slamet dan timnya di perusahaan Denta Cahya Abadi terus melakukan riset. Maklum, kandungan gizi ikan gabus mengandung nilai protein 25,5 persen dan albumin (6,2 persen).
Untuk penambahan gizi pada balita dapat disesuaikan berdasarkan berat badan. Berat balita 7-9 kg diberikan konsumsi 100 gram ikan gabus segar/hari. Berat balita 10-12 kg diberikan konsumsi 150 gram ikan gabus segar/hari. Berat balita 13-15 kg diberikan konsumsi 200 gram ikan gabus segar/hari.
Bangsa Cina menjadikan ikan gabus sebagai obat penyembuh luka bakar dan luka bekas operasi. Albumin dalam ikan gabus merupakan prediktor terbaik untuk harapan hidup penderita suatu penyakit.
Albumin di rumah sakit disuplai dari preparat albumin kadar 25 persen, dengan harga sekitar Rp 2 juta/ampul. Setiap pasien rata-rata membutuhkan 4 (empat) ampul.
“Bukan hanya sebagai obat, kami riset agar albumin bisa untuk minuman,” tutur Slamet.

Awalnya, banyak yang tidak suka karena amis. Untuk menghilangkan citra amis itu, dicampurlaha rasa buah. Minuman albumin Saikanku tersedia dalam empat rasa buah, yakni jeruk, jambu, leci dan stroberi.
Menurut Slamet, dia dan timnya butuh percobaan ke anak-anak dulu. Kalau kemudian diterima dan suka, berarti yang dewasa bisa menerimanya. Strategi ini menjual minuman rasa buah berhasil mendongkrak penjualan.
Saat ini, rata-rata produksi albumin dari Denta Cahya Abadi mencapai 300 pak per bulan. Setiap satu pak berisi dua botol dengan volume 24 ml. Dengan kata lain, dalam sebulan, rata-rata 14.500 ml albumin. “Jumlah produksi itu rata-rata semuanya juga habis terserap pasar,” tutur suami Ukhti Rifa’ah ini.
Slamet membutuhkan 1 kg ikan gabus untuk memperoleh setiap 50 ml albumin. Penanganan saat pengolahan dan perlakuan selama pemeliharaan ikan memiliki peran penting agar mendapat komposisi albumin yang baik. Produk Saikanku dijual ke pasar dengan harga Rp 75.000. Bila semua terserap pasar, Slamet mampu meraup omzet sekitar Rp 22,5 juta.
Bersama istri, adik sepupunya, Afendi dan tim, Slamet berusaha meningkatkan kapasitas produksi karena sudah membuka jaringan distribusi dan penjualan di beberapa daerah. Selain Blitar, produk Saikanku juga diminati di Surabaya dan Malang. Bahkan mereka mulai masuk pasar di Jakarta, Jogja dan Mataram. “Kami target kapasitas produksi hingga 1.000 pak per bulan,” tandas Slamet.
sumber : budidaya-ikan.com
Share:

Pengunjung

ANIMAL FEED MATERIAL

KAMI BERGERAK DI BIDANG PENYEDIAAN BAHAN PAKAN TERNAK. BAGI ANDA YANG MAU ORDER KAMI SIAP SUPLAY

Transportasi