Menurunnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan air tawar berdampak pada turunnya penjualan gurami di sejumlah pasar tradisional Banyumas.
“Daya beli masyarakat turun sehingga berimbas pada turunnya pendapatan petani ikan,” tuturnya.
Turunnya minat masyarakat mengkonsumsi gurami membuat harga jual di pasaran rendah. Pada saat konsumsi masyarakat meningkat, gurami bisa dijual antara Rp 30 ribu – Rp 31 ribu per kilogram. Namun saat sekarang, lanjut dia, harga jual gurami sekitar Rp 28 ribu per kilogram.
“Harga sekarang kurang bagus untuk petani, terlebih harga pakan sedang naik,” katanya.
Ketua kelompok budidaya ikan gurami Sumbamas Desa Kebarongan, Eko Priyono (51) juga mengemukakan permintaan gurami cenderung fluktuatif.
“Jadi, kadang-kadang meningkat dan kadang-kadang pula menurun. Saat ini, permintaan turun. Kami hanya berharap harga bisa kembali normal lagi karena sekarang harga pakan sedang naik,” terangnya.
Harga pakan ikan seperti, pelet sudah naik Rp 1000 per kilogram, atau dari Rp 6.500 per kilogram menjadi Rp 7.500 per kilogram. “Ini sangat memberatkan karena daya beli turun malah harga pakan naik,” keluh Eko.
Sementara itu, ikan gurami milik kelompoknya di pasarkan ke beberapa kota besar, diantaranya Jakarta dan Bandung.
“Selain fokus pada pembesaran ikan, kami melakukan pembenihan ikan, sehingga anggota tidak lagi bergantung pada benih daerah lain,” imbuh dia.
sumber : budidaya-ikan.com