Bila kalian pernah melihat ikan hias dengan ekor dan sirip yang mirip pedang, itu adalah jenis ikan swordtail atau ikan ekor pedang, ikan tersebut berasal dari Brazil Amerika Selatan. Ikan ini biasanya memiliki warna tubuh merah namun karena kawin silang dan mutasi menjadikannya beragam, baik bentuk tubuh maupun warnanya. Ikan ini dapat tumbuh hingga 5 inchi atau sekitar 13 cm dan terbilang bisa hidup dalam waktu yang cukup lama antara 3 sampai 5 tahun. Perlu diketahui juga bahwa ikan ini dapat beradaptasi dengan cepat dilingkungan barunya, karena itulah banyak masyarakat yang mencoba membudidayaknnya. Untuk melakukan budidaya ikan swordtail bisa dikatakan tidaklah terlalu rumit, bila kalian ingin mencobanya bisa mengikuti langkah-langkah yang harus dipersiapkan seperti dibawah ini.
Sebelum masuk dalam langkah budidaya, sebaiknya kalian perlu mengetahui beberapa hal berikut yang mungkin akan membantu kalian dalam mempermudah proses budidaya ikan swordtail, yaitu mengetahui perbedaan jenis kelaminnya.
Indukan Jantan
- Memiliki gonopodium atau seperti tonjolan dibelakang sirip perut yang merupakan modifikasi sirip anal yang menjadi sirip yang panjang.
- Tubuhnya terlihat rampaing.
- Warnanya terliaht lebih cerah.
- Sirip punggungnya terlihat lebih panjang.
- Kepalanya terlihat lebih besar.
Indukan Betina
- Dibelakang sirip perutnya tidak ada gonopodium seperti yang jantan, namun terdapat sirip halus.
Tubuhnya terlihat lebih gemuk - Warnanya terlihat kurang cerah dari yang jantan.
- Sirip punggung terlihat biasa saja.
- Kepalanya terlihat agak runcing.
- Perbandingan untuk pemijahan jantan dan betina 1:3
Berikut ini adalah langkah pemijahannya.
- Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyediakan kolam atau bak akuarium dengan ukuran bebas, tergantung dari jumlah ikan yang akan diternak.
- Setelah itu mengatur kedalaman air sekitar 40 – 50 cm aja, Sediakan juga jaring dengan ukuran lubang yang kira-kira anakan bisa masuk, tapi indukan tidak bisa menerobos keluar nantinya.
- Setelah langkah diatas sudah siap sekarang saatnya memilih indukannya, pilihlah indukan yang baik atau tidak cacat dan benar-benar siap kawin, dengan perbandingan pejantan 1 ekor, dan betina 5 ekor.
- Setelah indukan juga sudah siap maka selanjutnya memasukkannya ke kolam, namun sebelum Indukan dimasukan ke kolam, persiapkan dulu airnya, cari daun ketapang kering lalu cuci dan masukkan ke air kolam. Setelah kira-kira 2 sampai 3 hari air akan berubah coklat, masukkan indukkan ke dalam jaring yang terendam air.
- Tujuan untuk penggunaan jaring ini sendiri adalah untuk menghindari anakan dimakan oleh induknya, atau bisa juga menggunakan tanaman air untuk menyembunyikan anak yang sudah lahir.
- Untuk pemberian pakannya sendiri bisa mengasihnya pakan untuk indukan sehari 2 kali secukupnya saja.
- Bila proses perkawinan sudah terjadi maka akan terlihat perut indukan betina membesar. Pada saat itulah ambil pejantannya, karena pejantan lebih agresif dalam memangsa anakannya nanti.
- Bila indukan betina sudah melahirkan anaknya maka sesegera mungkin indukan tersebut di ambil untuk persiapan perkawinan berikutnya. Indukan dapat memiliki anakan setiap 4 sampai 6 minggu.
Memelihara larva
- Setelah dua hari kemudian, larva tersebut sudah bisa berenang dan dapat diberi pakan infusoria selama 2 sampai 3 hari. Selanjutnya larva ikan tersebut dapat diberi kutu air.
- Perlu diketahui juga bahwa ikan yang sudah pernah bertelur dan pernah kawin dapat bertelur kembali walaupun tanpa jantan. Telur yang keluar tanpa jantan tersebut masih bisa menetas, hal ini kemungkinan disebabkan karena sperma jantan dapat bertahan lama dalam saluran telur betina.
- Untuk pembesaran ikan ini sendiri dapat dilakukan di dalam kolam maupun akuarium, jadi itu tergantung pilihan kalian sendiri. Pakan untuk pembesaran bisa diberikan kutu air besar, cacing sutera, dan cacing darah. Setelah ukurannya sudah mencapai sekitar 2,5 cm atau sekitar berumur tiga bulan maka ikan ini sudah siap jual dan kalian bisa mendapatkan keuntungan dari hasil budidaya ikan ini.